Mengkonfigurasi Switch pada Jaringan

 


A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam Menentukan Spesifikasi Switch

1. Cara Menyesuaikan Kapasitas Jaringan Berdasarkan Dokumentasi Kebutuhan Bisnis Saat Ini 

Melalui sasaran bisnis yang telah ditetapkan atau melakukan pemeriksaan terhadap penerapan sistem jaringan yang saat ini digunakan, dapat diketahui apa yang saat ini menjadi kebutuhan para pengguna jaringan, serta kebutuhan yang akan terjadi di masa datang. Sebuah desain jaringan akan menyediakan sebuah solusi teknis yang bersifat menyeluruh yang didasarkan atas sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Berikut ini dijelaskan sebuah contoh tentang perencanaan kapasitas jaringan. Sebuah perusahaan akan menghitung kapasitas server yang dibutuhkan ke depan. Posisi eksisting adalah jumlah pegawai 1000 orang, penambahan jumlah pegawai per tahun 25 orang.

Lalu, tren jumlah rata-rata setiap orang mendapatkan email per hari 100 email/hari, tren jumlah rata-rata orang mengakses/membuka email (20 kali/hari), tren jumlah rata-rata orang mengirim email (50kali/hari), serta response time 3 detik.

Guna menghitung perkiraan kapasitas bandwith yang dibutuhkan, maka kita perlu mengukur tiga komponen utama yaitu jumlah operasi per user per detik, jumlah operasi per detik, serta kapasitas bandwidth. Rumusan jumlah operasi per user per detik = jumlah operasi per user per hari dibagi (jumlah rata-rata jam aktif per hari x 3.600 detik).

Kemudian, rumus Jumlah operasi per detik = jumlah operasi per user per detik x jumlah rata-rata pengguna aktif, serta rumus Kapasitas Bandwith = Jumlah operasi per detik x beban jaringan untuk 1 operasi. Selanjutnya kita ukur latensi (overhead) diasumsikan 0,1 s berdasarkan experience, client processing time diabaikan, email server processing time diasumsikan maksimal 2,5 s ditentukan oleh user, sehingga network time sisanya 0,4 s. Kemudian, beban jaringan untuk satu operasi yang dibutuhkan adalah network time per operasi 0,4 detik dengan data size yang harus dikirim (Web Page Size) per operasi = 914,95 kb.

Maka perhitungan beban jaringan untuk 1 operasi adalah sebagai berikut:

Network Speed =Data Size / Network Time

Network Speed = 914,95 kb/0,4 s 

Network speed = 2287,375 kb/s = 286 kB/s 

Kesimpulan awal bahwa beban jaringan untuk 1 operasi adalah 286 kB/s untuk mendapatkan performansi response time yang cukup untuk 1 kali operasi. Langkah selanjutnya adalah masukkan dalam tiga rumusan tadi:

a. Jumlah total operasi/hari = jumlah user * jumlah operasi per hari= 1000*20 = 20000.

b. Jumlah total operasi/detik = (Jumlah total operasi/hari)/(Jumlah jam aktif sehari) x 3600)(20000)/(8x3600)= 0,7 operasi/detik.

c. Kapasitas bandwidth = jumlah total operasi/detik * beban jaringan untuk 1 operasi =0,7 operasi/detik * 286 kB/s =200 kB/s. Kesimpulan akhir = Jika perhitungan kapasitas bandwidth yang dibutuhkan tetap 286 kB/s.


2. Cara Menetapkan Tipe dan Jumlah Switch Berdasarkan Kebutuhan Jaringan Saat Ini

Switch adalah sebuah perangkat jaringan pada komputer yang menghubungkan perangkat pada sebuah jaringan komputer dengan menggunakan pertukaran paket untuk menerima, memproses dan meneruskan data ke perangkat yang dituju. Komputer – komputer akan terhubung melalui kabel jaringan (UTP) yang terpusat pada switch. Switch hanya mengirim data kepada perangkat yang memang membutuhkannya,dan tidak akan mengirimkan data yang sama kepada semua perangkat yang berada pada jaringan tersebut. Switch juga diangggap sebagai jembatan dengan banyak port yang menggunakan alamat dari hardware untuk memproses dan mengirimkan data pada layer kedua dari model OSI. Beberapa jenis switch juga bisa memperoses data pada layer ketiga dengan menambahkan fungsi routing yang biasanya memakai alamat IP untuk melakukan pengiriman paket. Switch layer 2 beroperasi pada data link layer pada lapisan model OSI dimana switch meneruskan paket dengan melihat MAC (Media Access Control) tujuan, switch juga melakukan fungsi bridge antara segmen-segmen LAN karena switch mengirimkan paket data dengan cara melihat alamat yang dituju tanpa mengetahui protokol jaringan yang digunakan. Switch layer 3 berada pada Network layer pada lapisan model OSI dimana switch meneruskan paket data menggunakan IP address. Switch layer 3 sering disebut switch routing dan switch multilaar. Switch dalam sebuah jaringan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni :

a. Fast Forward/Cut Through Jenis switch ini hanya melakukan pengecekan alamat tujuan yang terletak pada header frame. Kemudian frame ini akan dilanjutkan kepada host tujuan. Kondisi yang terjadi ini dapat membuat latency time. Meskipun begitu, switch jenis ini merupakan yang tercepat di jenisnya.

b. Store and Forward Switch dengan jenis ini biasanya akan menyimpan frame untuk rentang waktu tertentu yang kemudian akan dicek terlebih dahulu oleh sistem CRC (Cyclic Redudancy Check) yang kemudian akan diteruskan menuju host yang menjadi tujuannya. Jika ditemukan adanya frame yang error, maka akan dibuang. Switch ini merupakan switch yang paling dipercaya diantara yang lainnya.

c. Modified Cut Through atau Fragment Free switch Switch jenis ini akan melakukan pemerikssaan pada 64 byte pertama dari frame. Jika ada frame yang mengalami kesalahan dikarenakan tabrakan, maka frame tersebut biasanya tidak akan diteruskan. Hal ini akan selalu menjamin frame untuk sampai pada tujuan yang dimaksud. Jumlah 64 byte ini dipilih karena merupakan jumlah minimum yang dianggap krusial dan penting untuk melakukan pengecekan apakah sebuah frame baik-baik saja atau error.

d. Adaptive Switching Switch Switch ini dibuat untuk dioperasikan pada cut through dengan model normal. Namun jika ditemukan kesalahan yang dianggap terlalu tinggi, maka switch biasanya akan melakukan konfigurasi kembali secara otomatis yang kemudian akan dijalankan pada mode store and forward.

Cara memilih dan menentukan jenis switch yang tepat untuk dipakai pada jaringan komputer LAN harus memperhatikan jumlah host pada LAN, biasanya dengan semakin bertambahnya jumlah host pada LAN menyebabkan kebutuhan akan switch menjadi bertambah. Kekurangan port adalah salah satu contoh kasus yang sering terjadi dan harus menjadi perhatian dari awal ketika membangun jaringan komputer.


Unduh Materi Selengkapnya


B. Memilih Switch yang Tepat

1. Cara Memilih Switch dengan Fitur yang Cocok Sesuai Kebutuhan

Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan tipe switch berdasarkan kebutuhan jaringan adalah sebagai berikut:

a) Speed atau kecepatan switch dalam meneruskan data.

Menggunakan switch pada jaringan membutuhkan kecepatan yang baik untuk saling terhubung tanpa ada lost connection. Kecepatan transfer data pada switch beragam mulai dari 10 Mbps, 10/100 Mbps, dan 10/100/1000 Mbps. Maksud dari ketiga jenis kecepatan transfer data pada switch ini adalah tergantung dari kecepatan media penghantarnya seperti kabel. Jika kabel yang digunakan mempunyai kecepatan 10 Mbps berarti cukup menggunakan switch dengan kecepatan 10 Mbps, jika menggunakan kabel yang mempunyai kecepatan yang lebih rendah dari switch mala akan terjadi penyempitan bandwitch pada kabel atau bottle neck.

b) Switch dengan jenis Managed atau Unmanaged

Pilihan Managed atau Unmanaged Switch bergantung pada kompleks tidaknya jaringan komputer. Semakin banyak jumlah host dan ditambah dengan tingkat prioritas lalu lintas data yang tinggi maka switch jenis Managed adalah pilihan tepat. Jika koneksi pada LAN tidak terlalu kompleks, artinya aplikasi atau lalu lintas data tidak terlalu beragam dan tidak membutuhkan prioritas dalam proses transfer maka cukuplah menggunakan switch jenis Unmanaged. Pilihan Managed dan Unmanaged juga tergantung pada dana atau budget, biasanya switch Managed harganya lebih mahal dari switch Unmanaged.

c) Jenis port

Ada 3 jenis port yang biasanya tersedia pada switch, yaitu:

Ethernet port dengan konektor RJ45 untuk koneksi kabel jenis UTP.

Gigabit port dengan konektor SFP atau Small Form Factor Plugable untuk koneksi kabel jenis fiber optic.

Power Over Ethernet atau PoE, selain untuk data transfer kabel network juga dipakai untuk mengalirkan daya listrik kepada perangkat tertentu, PoE biasanya dipakai untuk mengalirkan daya listrik ke perangkat seperti Wifi dan sebagainya.

d) Dimensi dan daya listrik

Dimensi atau ukuran switch beragam mulai dari yang kecil dan ringan sampai yang besar dan berat. Sesuaikan dengan kondisi rak yang akan digunakan untuk meletakkan switch tersebut. Pastikan ada ruang yang cukup untuk menaruh switch dengan posisi yang pas dan mudah dijangkau. Daya listrik switch ada yang hanya menggunakan DC berdaya kecil sampai menggunakan listrik AC yang berdaya listrik besar. Pastikan kebutuhan akan daya listrik menjadi hal yang harus dipertimbangkan juga.


2. Cara Menyesuaikan Jumlah Port dengan Kebutuhan Jaringan

Cara menyesuaikan jumlah port dengan kebutuhan jaringan didasarkan rancangan jaringan yang akan dibuat, berapa host komputer (client) yang akan digunakan.

        


        Switch memiliki beberapa pilihan untuk jumlah port, mulai dari 2 port, 4 port, 8 port, 16 port , 24 port, 32 port dan 48 port. Memilih switch dengan port yang sesuai dengan kebutuhan host di suatu jaringan LAN, misal untuk keperluan bisnis atau kantor sebaiknya memilih port sebanyak dua kali lipat dari jumlah yang dibutuhkan sebagai persediaan jika ada penambahan jaringan dan host baru. Sedangkan untuk switch yang memiliki 2 hingga 8 port itu biasanya digunakan untuk kepentingan LAN dalam satu rumah saja.



C. Memasang Switch

1. Switch dan Perangkat Pendukungnya Dipasang Berdasarkan Kebutuhan Jaringan

Untuk memasang switch memerlukan perangkat-perangkat pendukungnya berdasarkan kebutuhan jaringan yang sudah dirancang. Adapun perangkat-perangkat pendukungnya sebagai berikut:

a. Kabel power switch

                        


Kabel ini menghubungkan switch dengan sumber arus listrik yang berfungsi memberikan daya listrik ke switch. Biasanya sudah sepaket ketika membeli switch.

b. Komputer user atau client

                        


Komputer Client atau user sering dikenal dengan istilah terminal ataupun workstation. Secara umum, komputer client ini merupakan komputer umum yang digunakan untuk memperoleh data dari server bisa berupa personal computer (PC), laptop, notebook.

c. Kabel

                        


Kabel berfungsi untuk membawa paket data dari server menuju client dalam suatu jaringan. Kabel yang biasanya digunakan adalah jenis kabel UTP atau Unshielded Twisted Pair, Coaxial, dan juga kabel Fiber Optic. Penggunaan kabel dalam jaringan komputer sangat efisien , terutama ketika ingin membangun sebuah jaringan lokal karena biaya yang lebih murah dibandingkan dengan perangkat wireless.

d. NIC atau Ethernet Card

                        


NIC merupakan kependekan dari Network Interface Card, yang merupakan suatu kartu jaringan yang ditanamkan pada komputer, yang mana akan membuat sebuah komputer mampu terhubung ke dalam jaringan LAN dengan menggunakan koneksi kabel.

e. Konektor

                        


Konektor merupakan alat yang dipasang pada masing-masing ujung kabel jaringan untuk menghubungkan adapter network dengan kabel. Berbagai jenis konektor jaringan ini harus disesuaikan dengan tipe dan jenis kabel jaringan yang dipakai. Berikut jenis konektor yang biasa digunakan dalam jaringan :

1) Konektor RJ-45 digunakan untuk kabel UTP

2) Konektor BNC/T digunakan untuk Kabel Coaxial

3) Konektor ST digunakan untuk Kabel Fiber Optic.


Switch jaringan untuk usaha rumahan atau kantor kecil biasanya berupa satu perangkat yang berdiri sendiri, sedangkan switch untuk jaringan yang lebih besar menggunakan rak tersendiri. Berikut adalah langkah singkat untuk memasang switch jaringan :

a. Memberikan daya listrik ke switch

Untuk switch kelas rumahan dan kantor kecil berdiri sendiri, kabel daya hanya tinggal dipasang ke stop kontak. Untuk switch yang menggunakan rak tersendiri, bisa menggunakan slot yang sudah disediakan untuk menyambung kabel listrik

b. Menyambungkan kabel jaringan

Sambungkan kabel jaringan ke switch. Kabel jaringan pada umumnya adalah kabel yang berasal dari modem. Ada baiknya sambungkan kabel jaringan pada slot pertama di switch, sehingga mudah diidentifikasi saat terjadi masalah jaringan.

c. Menyambungkan dengan perangkat komputer

Pasang kabel UTP di slot lainnya pada switch, lalu sambungkan kabelnya ke perangkat komputer dalam jaringan. Untuk perangkat komputer berikutnya yang mau disambungkan ke dalam jaringan bisa menggunakan slot lainnya yang tersisa pada switch.


2. Hubungan antar Switch atau Perangkat Jaringan Dibuat dengan Menyambungkan Kabel Jaringan

Cara untuk membuat hubungan antar switch atau perangkat jaringan dengan menyambungkan kabel jaringan. Ada dua tipe kabel jaringan yang akan digunakan yaitu tipe kabel jaringan straight dan tipe kabel jaringan yang cross.

a. Kabel Straight

                        


Kabel Straight merupakan kabel yang memiliki cara pemasangan yang sama antara ujung satu dengan ujung yang lainnya. Kabel straight digunakan untuk menghubungkan 2 device yang berbeda. Contoh penggunaan kabel straight adalah sebagai berikut:

1) Menghubungkan antara komputer dengan switch

2) Menghubungkan komputer dengan LAN pada kabel modem/DSL

3) Menghubungkan router dengan LAN pada kabel modem/DSL

4) Menghubungkan switch ke router

5) Menghubungkan hub ke router

b. Kabel Cross

                        


Kabel Cross merupakan kabel yang memiliki susunan berbeda antara ujung satu dengan ujung kedua. Kabel cross digunakan untuk menghubungkan 2 device yang sama. Contoh penggunaan kabel cross adalah sebagai berikut :

1) Menghubungkan 2 buah komputer secara langsung.

2) Menghubungkan 2 buah switch

3) Menghubungkan 2 buah hub

4) Menghubungkan switch dengan hub

5) Menghubungkan komputer dengan router

Dari keterangan jenis kabel jaringan straight dan cross dapat disimpulkan bahwa untuk menghubungkan switch dengan switch adalah dengan menghubungkan port switch satu dengan port switch lainnya dengan menggunakan kabel cross, untuk menghubungkan port switch dengan LAN port komputer client hubungkan dengan kabel straight.

                        


3. Switch Dikonfigurasi Berdasarkan Kebutuhan Jaringan

                


Langkah-langkah mengkonfigurasi switch dengan 4 buah komputer client sebagai berikut:

a. Menyiapkan kabel jaringan jenis straight 4 buah.

b. Menghubungkan ujung konektor RJ45 pada port ethernet di komputer dan konektor satunya di port switch.

c. Memastikan lampu indikator di port ethernet berwarna hijau/kuning.

d. Memastikan lampu indikator di switch juga menyala hijau/kuning.

e. Melakukan setting IP Address supaya keempat komputer dapat saling berkomunikasi dan sharing data.


Langkah-langkah setting IP address adalah sebagai berikut:

a. Klik Start –Control Panel-Network And Sharing Center-Change Adapter Setting

b. Kemudian klik Local Area Connection

c. Kemudian klik kanan lalu pilih Properties

                        


d. Klik Internet Protocol Version 4 (TCP/IPV4)

e. Kemudian pilih Properties

                        


f. Pilih Use the following IP address

g. Isikan IP address : 192.168.0.1

h. Subnet mask : 255.255.255.0

i. Klik OK, Setting IP Komputer A selesai.

j. Lakukan langkah yang sama untuk komputer B,C,D yang beda adalah dalam mengisi IP address

Untuk komputer B, isi IP address dengan : 192.168.0.2

Untuk komputer C, isi IP address dengan : 192.168.0.3

Untuk komputer D, isi IP address dengan : 192.168.0.4


4. Switch Ditempatkan di Area yang Aman

Ketika akan menyiapkan tempat untuk menempatkan switch perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Rak atau meja kerja datar dan stabil dan cukup kokoh untuk mendukung berat sampai 5,5 kg.

b. Rak atau meja kerja memiliki sistem ventilasi yang baik.

c. Raknya kokoh dan jarak soket listrik kurang dari 1,5 m dari perangkat.

Ada beberapa cara untuk menempatkan switch di area yang aman. Area yang aman disini bisa berupa sebuah rak tertutup atau terbuka atau diatas bidang datar. Sebagai pengaman meletakkan switch di atas bidang datar biasanya switch dilengkapi dengan karet yang akan dipasang di bawah switch supaya switch tidak mudah bergeser. 

Penempatan switch yang kedua adalah dengan memasangnya pada rak server jaringan dengan baut. Sebelumnya mounting kit (pengait switch) dipasang disisi kanan dan kiri dari switch tersebut.Setelah pengait switch telah terpasang di kedua sisinya kemudian switch siap dipasang di rak server jaringan bersama dengan perangkat jaringan lainnya.


D. Menguji Switch pada Jaringan

1. Perangkat Switch Diuji Berdasarkan Petunjuk Pengujian

Untuk menguji perangkat switch berdasarkan petunjuk pengujian di dalam manual book. Setelah perangkat switch dinyalakan, maka akan dilakukan Power On Self Test. Serangkaian tes berjalan secara otomatis untuk memastikan bahwa perangkat switch berfungsi dengan benar. Pada saat ini lampu indikator LED akan merespon sebagai berikut:

a. Semua lampu indikator LED akan berkedip selama satu detik, dimana mewakili pengaturan ulang sistem.

b. Lampu indikator power LED menyala.


2. Perangkat Switch Dipastikan Terhubung dengan Perangkat Jaringan yang Lain

Cara memastikan perangkat switch terhubung dengan perangkat jaringan yang lain dengan melakukan perintah ping. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Di komputer A masuk dari Control Panel – Windows Firewall – Turn Off Windows Firewall

b. Tekan tombol Windows dan R. Ketikkan CMD, klik OK.

c. Masuk ke Command Line kemudian ketikkan ping 192.168.0.2 maka harus ada Reply dari komputer B (192.168.0.2) yang berarti komputer A terhubung dengan komputer B.

d. Lakukan juga perintah ping dari komputer B ke komputer A ping 192.168.0.1 kemudian tekan Enter, maka harus ada Reply dari komputer A (192.168.0.1)

Perintah ping adalah perintah Prompt Perintah yang digunakan untuk menguji kemampuan komputer sumber untuk mencapai komputer tujuan yang ditentukan. Perintah ping biasanya digunakan sebagai cara sederhana untuk memverifikasi bahwa komputer dapat berkomunikasi melalui jaringan dengan komputer lain atau perangkat jaringan.

Perintah ping beroperasi dengan mengirim pesan Protokol Pesan Kontrol Internet (ICMP) Echo Request ke komputer tujuan dan menunggu jawaban. Berapa banyak dari respons tersebut yang dikembalikan, dan berapa lama bagi mereka untuk kembali, adalah dua informasi utama yang disediakan oleh perintah ping.

Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa tidak ada respons saat melakukan ping ke printer jaringan, hanya untuk mengetahui bahwa printer sedang offline dan kabelnya perlu diganti. Atau mungkin Anda perlu melakukan ping router untuk memverifikasi bahwa komputer Anda dapat terhubung, untuk menghilangkannya sebagai kemungkinan penyebab masalah jaringan.

Jika didapatkan hasil ping test (Request timed out), Kemungkinan ada problem di jaringan Lokal. Kemungkinan problem ada bisa dari:

Konektor kabel jaringan (kabel LAN) terpasang kurang kencang.

Kencangkan koneksi pemasangan kabel LAN ke port Hub Ethernet dan ke Card PC LAN

Kabel LAN yang tidak bagus (ada pin-pin koneksi kabel yang putus ditengah) Ganti dengan kabel LAN lain yang bagus

Port Hub Ethernet yang tidak bagus (longgar atau bad contact) Coba pindah port

Jaringan LAN tersebut tidak bermasalah, user di UAD diarahkan untuk melakukan Test Ping IP Address Server Pusat. Cara melakukan test ping ini sama dengan melakukan test ping IP Modem di jaringan local. Perbedaannya hanya di IP Address yang akan di ping dimasukkan IP Address computer yang ada di kantor pusat, atau IP Address yang ada di internet. Selanjutnya dilakuka test aplikasi - aplikasi internet.

Pastikan semua komputer sudah terhubung dengan benar. Ulangi langkah uji coba koneksi antar komputer dengan ping sekali lagi. Pastikan sudah terkoneksi semua dengan benar.

Atau Anda coba dengan mengetesnya dengan mengirim data ke beberapa komputer lain yang terhubung. Pastikan bahwa data tersebut terkirim dengan sempurna, tanpa ada data yang hilang atau rusak. Pengaturan jaringan dibuat berdasarkan dari hasil pengujian:

a. Jaringan Client-Server

Server adalah komputer yang menyediakan fasilitas bagi komputer-komputer lain didalam jaringan dan client adalah komputer-komputer-komputer-komputer yang menerima atau menggunakan fasilitas yang disediakan oleh server. Server dijaringan tipe client-server disebut dengan Dedicated Server karena murni berperan sebagai server yang menyediakan fasilitas kepada workstation dan server tersebut tidak dapat berperan sebagai workstation.

Keunggulan :

1) Kecepatan akses lebih tinggi karena penyediaan fasilitas jaringan dan pengelolaannya dilakukan secara khusus oleh satu komputer (server) yang tidak dibebani dengan tugas lain sebagai workstation.

2) Sistem keamanan dan administrasi jaringan lebih baik, karena terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator jaringan, yang mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.

3) Sistem backup data lebih baik, karena pada jaringan client-server backup dilakukan terpusat di server, yang akan membackup seluruh data yang digunakan di dalam jaringan.

Kelemahan :

1) Biaya operasional relatif lebih mahal.

2) Diperlukan adanya satu komputer khusus yang berkemampuan lebih untuk ditugaskan sebagai server.

3) Kelangsungan jaringan sangat tergantung pada server. Bila server mengalami gangguan maka secara keseluruhan jaringan akan terganggu. 


b. Jaringan Peer To Peer

Bila ditinjau dari peran server di kedua tipe jaringan tersebut, maka server di jaringan tipe peer to peer diistilahkan non-dedicated server, karena server tidak berperan sebagai server murni melainkan sekaligus dapat berperan sebagai workstation.

Keunggulan :

1) Antar komputer dalam jaringan dapat saling berbagi-pakai fasilitas yang dimilikinya seperti: harddisk, drive, fax/modem, printer.

2) Biaya operasional relatif lebih murah dibandingkan dengan tipe jaringan client-server, salah satunya karena tidak memerlukan adanya server yang memiliki kemampuan khusus untuk mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas jaringan.

3) Kelangsungan kerja jaringan tidak tergantung pada satu server. Sehingga bila salah satu komputer/peer mati atau rusak, jaringan secara keseluruhan tidak akan mengalami gangguan.

Kelemahan :

1) Troubleshooting jaringan relatif lebih sulit, karena pada jaringan tipe peer to peer setiap komputer dimungkinkan untuk terlibat dalam komunikasi yang ada. Di jaringan client-server, komunikasi adalah antara server dengan workstation.

2) Unjuk kerja lebih rendah dibandingkan dengan jaringan client-server, karena setiap komputer/peer disamping harus mengelola pemakaian fasilitas jaringan juga harus mengelola pekerjaan atau aplikasi sendiri. 

3) Sistem keamanan jaringan ditentukan oleh masing-masing user.

Karena data jaringan tersebar di masing-masing komputer dalam jaringan, maka backup harus dilakukan oleh masing-masing komputer tersebut.

Referensi:

Dikutip dari blog https://www.indonesiakompeten.id/2019/08/modul-mengkonfigurasi-switch-pada.html 

Dikutip dari blog https://123dok.com/article/menguji-manageable-switch-hub-dan-jaringan.qv82d5rz 

Dikutip dari blog https://qwords.com/blog/fungsi-switch/ 





Komentar