E-LEARNING

E-LEARNING


A.      Definisi dan Ruang Lingkup E-Learning

1.      Definisi E-Learning

          E-learning berasal dari perpadanan dua kata yakni ‘e’ dan ‘learning’. ‘e’ merupakan singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-learning secara harfiah dapat diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan media elektronik, khususnya perangkat komputer.

          Tafiardi (2005 : 87) mendefiniskan “E-learning sebagai pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika”. Fokus utama adalah proses belajarnya (learning) bukan pada “e” (electronic), karena perangkat elektronik hanya berperan sebagai alat bantu saja. Peterson (Learnframe, 2000 : 6) menjelaskan bahwa: “define the e in E-learning from the perspective of the user is exploration, experience, engagement, ease of use, and empowerment”.

          Secara sederhana, Horton (2010 : 1) mendefinisikan “E-learning is the use of information and computer technologies to create learning experiences”. Pendapat Horton tersebut dapat diartikan E-learning sebagai segala bentuk penggunaan informasi dan teknologi komputer untuk menciptakan pengalaman belajar.

          Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan “E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain”.

          LearnFrame.Com dalam Glossary of E-learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa “E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone”.

          Dari puluhan atau bahkan ratusan definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu E-learning. E-learning biasa disebut pula dengan istilah online learning, virtual learning, distributed learning, networked atau web-based learning. Semua mengacu pada makna yang sama dan dalam penerapannya akan menggunakan teknologi komputer seperti intranet dan internet.

 

2.      Ruang Lingkup E-Learning

          E-learning yaitu suatu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet. Rosenberg dalam Mayer dan Clark, 2007, menyatakan bahwa e- commit to user 8 learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria, yaitu :

a.         Merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusikan dan membagi materi ajar informasi.

b.        Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.

c.         Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

          Menurut Rosenberg tentang pengembangan e-learning terdapat tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu Web course, Web centric course dan Web enhanced course .

a.         Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian dan kegiatan pembelajaran lainnya disampaikan melalui internet.

b.        Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka konvensional. Sebagian materi disampaikan melalui internet dan sebagian lagi melalui tatap muka. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuat. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs- situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak berdiskusi mengenai temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

c.         Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas.

 

B.       Unsur-Unsur E-Learning

Menurut Gottschalk (1995), komponen-komponen utama dalam E-learning terdiri dari :

1.         Pelajar. Memenuhi kebutuhan pelajar adalah dasar dari setiap E-learning yang efektif. Ketika instruksi disampaikan dari jarak jauh, tantangan baru muncul karena pelajar terpisahkan satu sama lain dengan latar belakang yang berbeda.

2.         Fakultas. Keberhasilan E-learning tergantung pada fakultas.

3.         Fasilitator. Seorang fasilitator harus mengerti kebutuhan pelajar dan harapan instruktur. Yang terpenting, fasilitator harus bersedia untuk mengikuti arahan pengajar. Fasilitator yang menyediakan peralatan, mengumpulkan tugas, mengawasi ujian, dan bertindak sebagai indera instruktur.

4.         Staf pendukung. Staf pendukung memastikan detail-detail yang diperlukan bagi keberhasilan program digunakan secara efektif. Kebanyakan program E-learning yang sukses menggunakan staf pendukung untuk mengurus pendaftaran belajar, duplikasi dari distribusi materi, pemesanan textbook, penjadwalan fasilitas, pemrosesan nilai, dan lainnya.

5.         Administrator. Administrator berfungsi sebagai pembuat kesepakatan, pembuat keputusan dan penengah. Mereka meastika sumber daya teknologi digunakan secara efektif untuk meneruskan misi akademik lembaga dan mempertahankan focus akademik agar tetap pada jalur yang benar.

6.         Sistem dan Aplikasi e-Learning. Proses penyelenggaraan e-Learning, membutuhkan sebuah sistem perangkat lunak yang sering disebut dengan Learning Management System (LMS) Sistem ini berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning seperti manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian online, dan segala fitur yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.

7.         Konten e-Learning (Isi) Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk multimediabased Content (konten berbentuk multimedia interaktif), Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa) atau kombinasi dari keduanya.

 

C.    Search Engine dalam E-Learning

Search engine adalah sebuah program yang dapat diakses melalui internet yang berfungsi untuk membantu pengguna komputer dalam mencari berbagai hal yang ingin diketahuinya.

 

·         Cara Kerja Search Engine

            Dengan mengetikkan kata kunci (keyword) di dalam kotak kosong dan menekan tombol “search” maka aplikasi search engine akan mencari ke internet, berbagai jenis data baik dalam bentuk dokumen, gambar, audio maupun video yang didalamnya terdapat kata kunci yang kita ketikkan tadi.

            Cobalah mengetikkan sebuah kata misalnya :   “komputer” jika tombol search atau penelusuran google dipilih maka aplikasi search akan mencari di seluruh komputer yang terhubung ke internet , berbagai jenis data baik berbentuk dokumen, gambar, audio maupun video yang didalamnya terdapat teks bertuliskan kata “komputer”. Terlihat dari hasil pencarian diatas menemukan 209.000.000 artikel ataupun dokumen (dalam bentuk beragam format) yang terdapat kata “komputer” didalamnya.

 

·         Teknik Penyaringan Informasi

Untuk mendapatkan data yang akurat pada search engine maka kita harus memberikan filter pada kata kuncinya (keyword). Untuk contoh diatas kata kunci “komputer” terlalu umum dan kurang spesifik.

 

D.    Teori Engagement Dalam E-Learning

Mayor (2003) mengembangkan sebuah model yang menjelaskan teori kognitif ada pembelajaran yang melibatkan multimedia sebagaimana e-learning. Ia membagi empat area mulai dari input hingga output. Diawali dari multimedia presentation yang melibatkan perkataan dan gambar yang ditangkap oleh panca indra sebagai sensori memori lalu kemudian diproses dalam working memory dan menghasilkan long-term memory.

     Masih dari studi yang sama yang dilakukan oleh Mayor, ia kemudian merumuskan sembilan prinsip untuk mendesain bahan pembelajaran berbasis multimedia, meliputi :

1)      Modality                     : hadirkan dalam bentuk suara.

2)      Contiguity                   : hadirkan kata dan gambar relevan dalam waktu sama.

3)      Multimedia                  : Alam penjelasan berbasis komputer, kata dan gambar gunakan                                            keduanya.

4)      Personalization            : Hadirkan kata-kata dalam gaya percakapan.

5)      Coherence                  : Hindari audio dan video yang tidak ada hubungannya dengan                      topik.

6)      Redundancy               : Melibatkan animasi dan narasi, jangan tambahkan teks online                                                        secara berlebihan.

7)      Pretraining                  : Sebelum penjelasan, mulai presentasi dengan deskripsi                                 komponen penjelasan.

8)      Signaling                     : Sediakan sinyal untuk narasi.

9)     Pacing                         : Izinkan pembelajar untuk memiliki kontrol atau laju                       presentasi.

 

E.     Bentuk Pembelajaran E-Learning

Suatu pendidikan jarak jauh berbasis website antara lain harus memiliki unsur sebagai berikut :

1)        Pusat kegiatan siswa

2)        Interaksi dalam group

3)        Sistem administrasi mahasiswa

4)        Pendalaman materi dan ujian

5)        Perpustakaan digital

6)        Materi online diluar materi kuliah

 

F.     Pengembangan E-Learning

Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan materi pembelajaran secara online, namun e-learning haruslah bisa komunikatif dan menarik. Materi pembelajaran dirancang seolah-olah pembelajaran dilaksanakan secara tatap muka melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet. Hal ini akan membuat peserta didik merasa diperhatikan oleh pengajarnya walaupun tidak berhadapan secara tatap muka. Kemudian kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

 

G.    E-Learning Dalam Bidang Pendidikan

Beberapa pengertian E-learning yang memberikan pemahaman bahwa E-learning Ilmu pendidikan adalah :

1)      E-learning sebagai Pembelajaran jarak jauh

2)      E-learning sebagai Pembelajaran dengan bantuan perangkat computer

3)      E-learning sebagai Pembelajaran formal atau informal

 

H.    Penyelenggaraan E-Learning Dalam Perguruan Tingggi

Pengembangan e-learning merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemudahan pada proses belajar mahasiswa. Namun demikian secanggih apapun dan seberapa banyakpun fasilitas e-learning yang disediakan, tetap tergantung pada pengguna (pengajar dan peserta didik) e-learning itu sendiri. Ketidakbiasaan dan ketidaksiapan pengajar dan peserta didik dalam memanfaatkan e-learning akan mengakitbatkat elearning itu tidak berfungsi secara optimal.

 

I.         Pemanfaatan E-Learning Dalam Bidang Pendidikan

E-learning, telah menjadi sangat penting dalam lembaga pendidikan tinggi. Pengenalan dan perluasan berbagai perlengkapan e-learning telah mengalami beberapa perubahan di lembaga pendidikan tinggi, terutama pada saat proses pengiriman dan dukungan pendidikan (Dublin, 2003).

Sama halnya dengan berbagai jenis e-learning, terdapat juga perbedaan teknik penggunaan e-learning dalam dunia pendidikan. Algahtani, (2011), dalam evaluasinya tentang efektivitas dan pengalaman pembelajaran e-learning di Arab Saudi, menemukan tiga model yang berbeda penggunaan e-learning dalam pendidikan termasuk "pembelajaran campuran (blended Learning) dan online learning". Zeitoun (2008) telah menjelaskan lebih lanjut bahwa model online dibagi menjadi pembelajaran individu dan kolaboratif, di mana pembelajaran kolaboratif juga terdiri dari pembelajaran synchronous dan asynchronous.

 

J.        Implementasi E-Learning Di Era Pandemi

Menghadapi merebaknya virus Covid-19 yang menyebar luas dan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghindari Covid- 19, sehingga salah satu masalah yang muncul adalah mengurangi kontak interaksi langsung di sekolah, dan pembelajaran dialihkan secara online.

1.         Menyiapkan fasilitas untuk menjalankan pembelajaran online

2.         Guru dalam pembelajaran online dapat memilih untuk menggunakan berbagai mode

3.         Membuat instruksi pembelajaran menjadi jelas

4.         Menyiapkan materi pengajaran dengan menyajikan konten materi

5.         Kegiatan melalui fasilitas interaksi dapat dilakukan melalui fasilitas chat

6.         Sistem evaluasi, dalam pembelajarani online

7.         Penerapan pembelajaran online dimana lembaga pendidikan dan guru harus mampu. memberikan sosialisasi



Materi Selengkapnya :

Unduh






REFERENSI

 

Intan Mutia dan Leonard, Kajian Penerapan E-Learning dalam Proses Pembelajaran di Perguruan Tinggi, Faktor Exacta 6(4) : 278-289, 2013, Universitas Indraprasta PGRI.

 

Timbul Pardede, Pemanfaatan E-Learnng sebagai Media Pembelajaran pada Pendidikan Tnggi Jarak Jauh.

Husain Balqis dkk, 2021, Pembelajaran E-Learning Dimasa Pandemi, Surabaya Pustaka Aksara.

Komentar

Postingan Populer