Asesmen Observasi Pada Anak Usia dini
Pengamatan atau observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh, jurnal, dan rubrik. Observasi harus bersifat objektif, merupakan deskripsi fakta tentang perilaku anak, bukan interpretasi tentang anak.
Ada tiga tujuan melakukan observasi pada anak (Sherman, dalam Wortham, 2004:93) adalah: (1) memahami perilaku anak, (2) mengevaluasiperkembangan anak, dan (3) mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.
Biasanya observasi terdiri dari beberapa jenis yaitu :
1. Mengamati dan mendengarkan anak kemudian dicatat.
2. Mengukur aspek perilaku maupun program tertentu/ spesifik.
3. Memonitor perkembangan anak dalam situasi natural/bukan tes.
Observasi berarti mengamati secara seksama untuk memperoleh gambaran umum sekaligus hal detail yang signifikan. Proses observasi terdiri dari 3 komponen, yaitu:
1. observing/pengamatan (mengumpulkan informasi)
2. recording (mendokumentasikan hal yang kita amati dengan berbagai cara)
3. interpreting (merefleksikan makna hal yang kita observasi).
Observasi dapat dilaksanakan dalam berbagai situasi, misalnya dalam kegiatan di dalam dan luar kelas, diskusi/kerja kelompok, tanya jawab, menonton film/video, Inisiatif anak membantu teman/guru, resentasi lisan (penggunaan kosa kata, organisasi kalimat, kontak mata, konsentrasi), Spontanitas berinteraksi, keterampilan motorik, atau ide melakukan kegiatan, Waktu bebas/istirahat, waktu makan, pilihan aktivitas, kuantitas waktu yang digunakan dalam beraktivitas maupun berinteraksi dengan teman, posisi fisik anak saat duduk, membaca, menulis dan lain-lain.
Panduan observasi yang perlu kita jadikan sebagai acuan
1. Fokus observasi adalah pada perilaku anak. Catat segala perkataan dan perilaku anak dengan menggunakan ‘action verbs’; catat tanggal, waktu dan setting; catat hal-hal yang menyebabkan anak berperilaku tertentu dan perilaku yang terjadi sebagai akibatnya. Hindari pendapat atau kesimpulan pribadi.
2. Catat detail observasi segera setelah observasi. Dengan latihan, kemampuan berpartisipasi dan observasi secara simultan dapat berkembang.
3. Observasi anak dalam setting yang berbeda dan waktu yang berbeda. Perhatikan pola kegiatan anak sehubungan dengan perilaku mereka.
4. Realistik dalam menjadwal observasi. Jika tujuan observasi untuk menentukan perkembangan anak maka dibutuhkan observasi yang cukup sering pada berbagai situasi untuk mendapatkan hasil yang komplit.
5. Mulai dengan berfokus pada satu anak pada satu waktu.
6. Tidak menarik perhatian anak, bersikaplah natural sehingga Anda mendapatkan suasana yang asli, tidak dibuat-buat.
7. Menjaga kerahasiaan hasil observasi.
8. Gunakan sistem pencatat yang efektif seperti kartu, buku tulis, atau bindingtergantung tujuan dan metode observasi yang Anda pilih.
9. Diskusikan laporan observasi tersebut dengan pendidik yang lain.
Penulis: Lilis Lisnawati
Komentar
Posting Komentar