Mari Mengenal Asesmen Diagnostik Kurikulum Merdeka


Kuningan -- 
Asesmen merupakan salah satu bentuk upaya seorang pendidik yang bertujuan untuk mendapatkan data atau informasi dari sebuah proses dan hasil pembelajaran peserta didik. Sebagai pendidik, sangat penting sekali bagi kita untuk mengamati dan mempelajari setiap perilaku kemampuan atau potensi setiap anak guna menstimulasi pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan mereka. Asesmen awal sendiri dapat dikatakan sebagai pijakan seorang pendidik PAUD dalam melakukan perencanaan pembelajaran.

Dewasa ini, asesmen pada kurikulum merdeka yang dikenal dengan asesmen diagnostik merupakan sebuah penilaian yang dilakukan secara spesifik dengan tujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, kekuatan dan kelemahan model belajar peserta didik dan mengetahui kondisi kompetensi, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik yang sangat beragam. Tujuan dari pelaksanaan asesmen diagnostik sendiri yakni untuk memetakan kemampuan kemampuan peserta didik di kelas secara cepat serta untuk mengidentifikasi masing-masing dari peserta didik mengenai pemahaman materi yang telah disampaikan oleh pendidik. 

Asesmen Diagnostik ini memiliki banyak sekali tipe, namun terdapat empat tipe asesmen diagnostik yang biasanya sering diterapkan oleh pendidik di kelas, yaitu:

1. Asesmen Diagnostik Informal 
Asesmen ini biasanya terjadi secara spontanitas sebelum proses pembelajaran berlangsung. Asesmen ini cocok diterapkan pada saat pendidik ingin mengetahui seberapa paham para peserta didik dalam memahami materi pelajaran. 

2. Asesmen Diagnostik Standar 
Asesmen ini bermanfaat bagi pendidik untuk menganalisis lebih mendalam terkait kelemahan dan kekuatan belajar peserta didik. Nah, biasanya asesmen diagnostik standar ini dilakukan setelah asesmen informal terjadi.

3. Asesmen Diagnostik Kognitif 
Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mengetahui  kemampuan dasar peserta didik dalam memahami topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnostik kognitif ini dapat dilaksanakan secara berkala yakni awal pembelajaran ataupun di akhir proses pembelajaran setelah pendidik selesai menjelaskan dan membahas topik dan di waktu lain. 

4. Asesmen Diagnostik Non-Kognitif 
Asesmen diagnostik non-kognitif dilaksanakan di awal pembelajaran yang bertujuan untuk menggali beberapa informasi penting seperti kesejahteraan psikologis dan sosial emosional peserta didik, aktivitas apa saja yang dilakukan peserta didik selama di rumahnya, mengetahui latar belakang dan lingkungan keluarga peserta didik, mengetahui gaya belajar, karakter serta minat setiap peserta didik.

Adapun tahap penyusunan dalam melaksanakan asesmen diagnostik, diantaranya:
1. Pendidik harus menganalisis hasil belajar peserta didik sebelumnya.
2. Setelah melakukan analisis tersebut, pendidik dapat mengidentifikasi materi yang akan disampaikan kepada peserta didik. 
3. Pendidik menyusun instrumen asesmen untuk mengukur kompetensi peserta didik. 
4. Pendidik menggali informasi mengenai peserta didik, serta 
5. Pendidik menggunakan data hasil asesmen untuk merancang pembelajaran di kelas.

Penulis: Putri Hikmalia Dewi, PG-PAUD Semester 7

Komentar