Mengenal Assessment dalam Pendidikan Anak Usia Dini


Kuningan -- 
Teman-teman, bagaimana dapat menjadi guru berkualitas yang mengenali peserta didiknya sehingga menjadi pribadi yang dapat bertumbuh dan berkembang baik sesuai dengan tahapan usianya, yang belajar dengan bahagia bukan terpaksa? Mari kita mulai lebih memperhatikan kembali yang satu ini! Teman-teman mungkin sudah tidak asing lagi dengan penilaian atau yang lebih sering kita dengar assessment yaitu proses mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai kemampuan, tumbuh kembang, latar belakang peserta didik. 

Assessment dalam pendidikan anak usia dini tidak hanya dilakukan satu kali atau dua kali saja, namun berproses, berkesinambungan, dan terusmenerus. Segala sesuatu yang dilakukan oleh anak harus menjadi amatan pendidik. Ketika dia sendiri, bermain, berinteraksi dengan lingkungannya teman, guru atau lainnya. Atau dikatan assessment autentik dimana penilaian harus dilakukan berdasarkan fakta yang terjadi di lapangan pada saat proses pembelajaran serta secara alami yang mengandung makna yang berarti.

Lalu, penilaian pada anak usia dini tidak sama dengan penilaian anak SD, SMP, SMK atau sekolah tinggi teman-teman, bukan bagus atau tidaknya tetapi untuk dianalisis apakah ada perkembangan dari sebelumnya atau malah ada penurunan terkait kondisi fisik, perkembangan sosial-emosi, kognitif, bahasa, agama dan moral dan juga seni, itu yang menjadi titik fokus kita sebagai pendidik. Para pendidik juga jangan lupa untuk selalu menerapkan prinsip-prinsip assessment yang ada pada kurikulum merdeka diantaranya: 

1. Assessment merupakan bagian dari proses pembelajaran, fasilitas pembelajaran, dan penyediaan informasi yang holistic, sebagai umpan balik bagi para pendidik, peserta didik, dan orang tua/ wali dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.

2. Assessment dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsinya yaitu keleluasaan menentukan Teknik dan waktu pelaksanaan assessment agar efekti dan mencapai tujuan pembelajaran.

3. Laporan kemajuan belajar dan pencapain peserta didik bersifat sederhana dan informaitf, memebrikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut.

4. Hasil assessment digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua/ wali sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran (Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan, 2022: 9).


Teman-teman juga harus tahu nih terkait assessment yang dilakukan pada anak usia dini itu apa aja, yaitu: assessment formatif dan assessment sumatif

1. Assessment Formatif

Assessment formatif ini merupakan penilaian yang memberikan informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik untuk memperbaiki proses belajar sehingga dapat mengindentifikasi kebutuhan belajar anak, hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi, serta informasi perkembangan belajar anak. 

Assessment formatif ini dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: a) Assessment awal pembelajaran, untuk mengetahui kesiaoan anak mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. b) Assessment dalam proses pembelajaran, yang dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan anak sekaligus pemberian umpan balik yang harus ditindak lanjuti. Biasanya assessment ini disebut assessment harian yang dilakukan selama proses pembelajaran.

2. Assement Sumatif

Assessment sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah direncanakan untuk dicapai dalam kurun waktu tertentu. Penilaian sumatif berbentuk laporan hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan untuk menentukan kelanjutan proses belajar siswa di kelas atau jenjang berikutnya.

Terakhir, harus diingat Teknik dan instrument assessment yang harus dilakukan pada anak usia dini diantaranya observasi, kinerja dan portofolio,. Adapun untuk instrumen assessment pada anak usia dini yaitu catatan anekdotal, ceklis (lembar observasi), dokumentasi hasil karya, rubrik. Pendidik dapat memilih salah satu Teknik dan instrument sesuai dengan tujuan assessment. Dan sebagai catatan, tidak ada kewajiban untuk menggunakan semua Teknik dan instrument assessment secara bersamaan dalam sebuah proses assessment.

Untuk mengetahui apakah anak telah berhasil mencapai Tujuan Pembelajaran (TP), pendidik perlu menetapkan kriteria atau Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (IKTP). Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen, yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran ataupun modul ajar. Dalam memilih atau membuat instrumen asesmen, IKTP menjadi salah satu pertimbangan.

Dengan mengetahui, memahami dan menerapkan hal-hal di atas, teman-teman guru telah berusaha menjadi pendidik yang berkualitas dan mengenal peserta didiknya, sehingga harapannya anak dapat belajar bermakna, serta tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai dengan tahapan usianya.

Penulis: Reka Candra, PGPAUD Semester 7

Komentar